Kemana perginya cinta?

Sesuatu yang seharusnya bertahan sampai di titik penantian
Kini berhenti terengah di persimpangan jalan
Terlalu lelah baginya untuk tetap bertahan
Atau mungkin tak ada lagi alasan baginya untuk terus melanjutkan

Aku tetap menunggu di titik batas yang engkau janjikan
Bersama segenggam harapan yang tlah engkau berikan
Sejalan dengan fikiranku yang berulang kali merekam ulang
Saat-saat dimana janji itu engkau ikrarkan

Namun, dimanakah engkau saat ini?
Saat aku setia menunggumu, bersama janji dan harapan darimu?
Apakah janji hanyalah sekedar janji?
Ataukah aku, si wanita bodoh yang tlah tertipu oleh pemikiran semu?

Sekarang aku mengerti
Apa yang sedang ku tunggu sejak awal
Mungkin tidak akan pernah datang menghampiri
Namun satu hal yang terus saja membebani fikiranku
Kemana perginya cinta itu?
Apakah dia sudah menemukan sesuatu yang jauh lebih indah dariku?
Apa benar bahwa aku memang tidak pantas untuk memilikinya?

Sekarang aku berdiri disini
Mengusap air mataku yang tidak seharusnya terjatuh karenamu
Merenggangkan genggamanku akan harapan yang tlah layu dan basah
Dan kini jatuh terhempas bersama dengan tangisanku

Luka dan Goresanku

Hidup bagaikan burung di dalam sangkar yang tertutup awan
Terikat oleh keterbatasan dan ketidakmampuan untuk melawan
Berkali-kali diterpa angin kencang dan derasnya tetesan hujan
Berkali-kali pula mencoba bertahan dan melawan pedihnya keadaan

Tulangku serasa rapuh dan seakan ingin mematahkan diri
Kelelahan melawan cobaan yang menghujaniku bagaikan duri
Aku ingin lepas dari sangkar yang begitu menyiksa ini
Yang tidak pernah perduli dengan rintihan dan tangisan dari batin ini

Tuhanpun seakan lelah mendengar keluhan dan tangisanku
Berulang kali berderai seiring dengan doa yang terucap dari bibirku
Tetapi aku tetaplah seorang gadis yang terbelenggu
Pada luka, goresan, dan tangisan dari masa lalu

Jika aku tidak bisa merubah segala keadaan yang mulai jelas tergambarkan
Setidaknya aku akan meminta untuk tidak pernah ada dan dilahirkan
Karena tidak ada satupun makhluk ciptaannya yang mau mengulurkan tangan
Pada selembar kertas kusam yang sudah tercabik dan terbuang di tepi jalan